Search This Blog

Friday, December 30, 2011

Sherlock Holmes: Game of Shadows - The Bromance are So In Sync and Prudence

Feeling guilty adalah perasaan saat menonton film ini, bukan karena content ceritanya tetapi saya harus skiping out..oopss..!! Kembali ke layar lebar Sherlock Holmes yang kembali di bintangi Robert Downey Jr. dan "bromance" nya Dr. John Watson juga masih diperankan Jude Law, melakukan penyelidikan atas serangkaian kejahatan yang terjadi di Eropa. Kembali pula love interest Sherlock Holmes, yaitu Irene Adler (Rachel McAdams), sayangnya hanya muncul dibagian awal film karena menjadi korban pertama dari dalang kejahatan Prof. Moriarty (Jared Harris). Prof Moriarty memiliki banyak perusahaan seperti kain, senjata dan barang lainnya. Ia merencakan pembunuhan terhadap kepala negara dan mengadu dombanya sehingga terjadi peperangan, dari sini Prof. Moriarty mencoba mengambil keuntungan atas perang yang terjadi. Dalam perjalanan investigasi ini, Holmes di bantu saudara nya yang nyentrik Mycroft (Stephen Fary) dan peramal gipsy bernama Sim (Noomi Rapace) yang terkait dengan rencana jahat Prof. Moriarty. Akibat penyelidikan ini, Prof. Moriarty mengancam kepada Holmes atas keselamatan Dr. Watson dimana di saat yang bersamaan, Dr. Watson akan melangsungkan pernikahan dan mengadakan perjalanan honeymoon ke Paris. Awalnya saya sempat terkantuk-kantuk menonton film ini, sampai adegan adu tembak dalam kereta membangunkan saya. 

Latar dan kostum boleh sama dengan seri pertamanya, di tangan Guy Ritchi ada sentuhan lain yang membawa ke tingkat yang lebih baik walaupun tidak semisterius seri pertama, sejujurnya saya sendiri sudah lupa dengan keseluruhan isi cerita film pertama. Banyak screen flash back ditampilkan seperti pada saat menganalisa adanya penjahat di ruang peramal gipsi, strategi penyerangan dalam kereta, strategi pembuangan istri Dr. Watson dari atas kereta dan analisa di ruang bawah tanah di gedung opera. Hal ini sepertinya Sutradara ingin menekankan bahwa SH2 adalah film detektif yang bekelas, sehingga Holmes dan Dr. Watson terlihat lebih cerdik. 
Juaranya adalah ketika Dr. Watson mencoba menyelamatkan Holmes yang tertangkap musuhnya dan melarikan diri ditengah hutan. Disana diambil gambar dengan gaya freezed movement, hasilnya adalah gambar yang begitu artistik. Mulai dari gerakan peluru, pohon yang terhantam peluru sampai ledakan bom. Diiringi dengan latar musik memacu ketegangan di setiap adegan, harusnya dapat masuk nominasi oscar untuk picture dan sound editing.
Sampai pada akhirnya adegan dimana terjadi peperangan mental antara Holmes dan Prof. Moriarty disuatu balkon. Di skenariokan apapun opsi analisa yang diambil, Holmes dalam posisi yang kalah sehingga memutuskan menjatuhkan diri bersama musuhnya ke air terjun. Strategi ending seperti ini sebenarnya tidak mengena buat saya. Secara keseluruhan cerita tidak begitu kompleks, sudah cukup sering digunakan berulang dalam genre action, tetapi sangat menghibur, adegan action cukup padat di sepanjang film.  

Chemistry antara persahabatan dua lelaki yang saya sebut "bromance" yakni antara Downey dan Jude sangat kuat. Lontaran humor pintar mengisi pada setiap perbincangan oleh keduanya. Di akhir cerita, Holmes yang dianggap mati ternyata masih hidup dan sesungguhnya duduk tepat didepan Dr. Watson yang sedang menulis cerita tentang Holmes. Dengan baju kamuplasenya yang kocak, Holmes beranjak dari duduknya menuju mesin tik yang di tinggalkan Dr. Watson untuk merubah tulisan THE END dengan menambahkan "?", artinya membuka peluang untuk dibuat seri petualangan Holmes dan partner nya yang ke-3.

Rate 8/10

No comments:

Post a Comment